14 Januari 2015
Penggunaan media rekaman dalam pengajaran dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan siswa. Media rekaman dapat digunakan dalam semua fase pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media rekaman sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasainya. Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.
Bahan-bahan pelajaran yang telah direkam telah
banyak tersedia untuk berbagai bidang ilmu. Misalnya, rekaman suara
berbagai jenis alat musik dapat digunakan untuk berceritera kepada
anak-anak, bermain, melakonkan ceritera, nyanyian, dan lain-lain.
Meskipun tidak ada prosedur baku tentang penggunaan bahan-bahan rekaman,
sebaiknya materi rekaman itu disajikan dengan mengikuti langkah-langkah
yang biasa diikuti ketika menggunakan materi pelajaran dalam bentuk
lain. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
Mempersiapkan diri.
Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah
satu cara mempersiapkan diri sebelumnya adalah dengan memeriksa dan
mencobakan materi itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang
tercakup dalam materi rekaman itu, dan menentukan apa yang
akan digunakan untuk membangkitkan minat, perhatian, dan motivasi
siswa, bagian mana yang akan menjadi bahan utama diskusi dan yang mana
dijadikan penilaian pemahaman siswa.
Membangkitkan kesiapan siswa.
Siswa dituntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar, misalnya dengan
cara memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan. Variasi lain
dalam mempersiapkan murid untuk mendengar adalah (1) mengidentifikasi
materi judul, peserta, atau keadaan yang terjadi pada saat produksi, (2)
memberikan informasi latar belakang yang menarik tentang program itu,
(3) membahas secara singkat bersama siswa mengenai topik dan memunculkan
beberapa pertanyaan kunci di mana jawabannya diharapkan dapat diperoleh
dari materi audio itu, (4) membuat di papan tulis daftar kata-kata
kunci atau frase kunci yang terkandung dalam bahan rekaman itu, (5)
menjelaskan mengapa siswa harus mendengarkan materi rekaman itu,
bagaimana materi itu berkaitan dengan pengetahuan dan tugas siswa saat
ini, apa yang diharapkan siswa lakukan selama dan setelah mendengarkan
materi rekaman itu, dan bagaimana siswa diharapkan dapat memperoleh
keuntungan dari materi itu.
Mendengarkan materi rekaman.
Tuntun siswa untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang
tepat atau dengan sedikit penundaan antara pengantar dan mulainya proses
mendengar. Dorong siswa untuk mendengarkan dengan tenang, pusatkan
perhatian kepada materi rekaman,
mendengarkan dengan pikiran terbuka dan dengan kemauan, dan dengan
sadar menghubungkan apa yang didengar dengan pertanyaan-pertanyaan yang
dibahas sebelum program ini dimulai.
Diskusi (membahas) materi program rekaman.
Sebaiknya setelah selesai mendengar program itu, diskusi dimulai secara
informal dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum, seperti
Bagian mana (gagasan mana) yang paling berkesan/ menonjol dari program
itu?". Setelah itu, barulah pindah ke pertanyaan-pertanyaan yang
dipersiapkan, seperti Pertanyaan
mana yang terjawab seluruhnya atau sebagian?", "Apakah siswa setuju
dengan pandangan yang disajikan dalam program itu?", 'Dari sisi mana
pandangan itu sama atau berbeda?", dan lain-lain. Diskusi ini selayaknya
diakhiri dengan meminta satu atau dua orang siswa memberikan rangkuman
(inti sari dan gagasan-gagasan utama) program rekaman itu.
Menindaklanjuti program.
Pada umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program
mengakhiri kegiatan mendengar. Namun demikian, diharapkan siswa akan
termotivasi untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran itu dengan
melakukan bacaan di perpustakaan, membaca buku teks, menonton film yang
berkaitan, atau melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan isi materi
program rekaman itu.
Seperti telah diungkapkan di atas bahwa program rekaman
dapat pula dijadikan kegiatan di rumah. Untuk membuat kegiatan
mendengar di luar kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif,
berbagai teknik dapat digunakan, antara lain: (1) melibatkan siswa dalam
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemilihan rekaman yang baik,
(2) Menghubungkan kegiatan mendengar di luar kelas dengan tugas-tugas
sekolah, seperti mendorong siswa untuk membuat laporan atau diskusi
berdasarkan hasil kegiatan mendengar di rumah, atau dengan memberi
rekomendasi buku-buku yang berkaitan program drama atau opera penting,
dan (3) mendiskusikan dan memeriksa cara di mana kebiasaan belajar di
rumah bisa ditingkatkan.
Untuk mengukur dan mengevaluasi sejauh mana perkembangan kemampuan siswa mendengar, memahami, dan menghargai materi rekaman perlu diberikan beberapa contoh sebagai berikut:
1) Mengukur kemampuan siswa memperoleh informasi dan pemahaman melalui materi rekaman dengan memberikan tugas untuk mendengar rekaman kuliah atau pidato. Ajukan pertanyaan yang menyangkut fakta atau interpretasi berdasarkan apa yang didengar.
2) Perdengarkan
satu bagian dari rekaman pidato atau drama yang siswa belum kenal.
Tugaskan siswa untuk mengidentifikasi berbagai unsur, seperti pembicara,
jenis kesempatan, waktu, peristiwa sebelum atau sesudahnya, dan
signifikansi gagasan-gagasan yang diungkapkan.
3) Perdengarkan
seluruh atau sebagian drama, pidato atau kuliah kemudian mintalah siswa
secara kritis mengevaluasi apa yang telah didengarnya dengan
memperhatikan pendapat dan gagasan yang diungkapkan, kualitas drama,
pengucapan pembicara, penekanan dan ekspresi, panjang pidato/kuliah, dan
aspek lainnya.
4) Dengarkan
sebagian dari sajian ceritera-masalah, tetapi hentikan sebelum akhir
ceritera, kemudian mintalah siswa memberikan akhir cerita menurut versi
mereka berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan informasi yang
berkaitan.
5) Perdengarkan bagian akhir yang dramatis saja dari ceritera yang terkenal. Mintalah
siswa mengembangkan secara kreatif unsur-unsur dasar peristiwa yang
mungkin diungkapkan sebelum akhir ceritera yang telah didengar.
Akhirnya, kegunaan media rekaman
yang harus dipertimbangkan dalam pengajaran bahasa asing. Siswa dapat
mendengarkan rekaman suara penutur asli bahasa asing yang dipelajarinya
untuk dijadikan model dalam latihan pengucapan. Suara dan pengucapan
siswa sendiri direkam kemudian dibandingkan dengan model yang ada
(rekaman suara penutur asli). Ketika akan menyajikan pidato, siswa dapat
merekam suaranya pada saat berlatih sehingga ia dapat mendengarkan
kembali rekaman pidatonya, menganalisis dan memperbaiki aspek-aspek yang
dinilai kurang. Laporan
buku dapat disajikan dalam bentuk rekaman untuk didengar di kelas.
Demikian pula laporan hasil kegiatan, kelompok atau perorangan, seperti
percobaan, kunjungan lapangan, darma/karya wisata, atau hasil diskusi
dapat disajikan dalam bentuk rekaman.
Pesan
dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil
rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi
pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar.
Materi
rekaman audio tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran
atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompok
siswa, dan sekarang ini sudah lumrah rekaman dipersiapkan untuk
penggunaan perorangan. Sudjana & Ahmad Rivai (1991:130) mengemukakan
hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan yang berkaitan
dengan aspek‑aspek keterampilan mendengarkan. Keterampilan yang dapat
dicapai dengan penggunaan media audio meliputi:
1) Pemusatan
perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, siswa
mengidentifikasi kejadian tertentu dari rekaman yang didengamya.
2) Mengikuti
pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pemyataan atau kalimat
singkat, siswa menandai salah satu pilihan pemyataan yang mengandung
arti yang sama.
3) Melatih
daya analisis. Misalnya, siswa menentukan urut‑urutan kejadian atau
suatu peristiwa, atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan
yang mana akibat dari pemyataan‑pemyataan atau kalimat‑kalimat rekaman
yang didengamya.
4) Menentukan
arti dari konteks. Misalnya, siswa mendengarkan pemyataan yang belum
lengkap sambil berusaha menyempumakannya dengan memilih kata yang
disiapkan. Kata‑kata yang disiapkan itu berbunyi sangat mirip dan hanya
dapat dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.
5) Memilah‑milah
informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan.
Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi informasi yang
berbeda dan siswa mengelompokkan informasi ke dalam dua kelompok itu.
6) Merangkum,
mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Misalnya,
setelah mendengarkan rekaman suatu peristiwa atau ceritera, siswa
diminta untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat‑kalimat mereka
sendiri.
Sebagaimana
media pembelajaran lainnya, media rekaman juga memiliki kelebihan dan
kelemahan. Di antara kelebihannya adalah sebagai berikut:
a) Media
rekaman dan peralatannya telah menjadi sesuatu yang sangat lumrah dalam
rumah tangga, sekolah, mobil, bahkan kantongan (walkman, MP3). Karena
harga yang cenderung terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,
ketersediaannya dapat diandalkan.
b) Rekaman
dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi
pelajaran dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang bersamaan.
c) Merekam
peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian, atau merekam
pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan media audio.
d) Rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, mengaji atau berpidato.
e) Pengoperasian media rekaman relatif mudah.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan media rekaman adalah sebagai berikut:
a) Dalam
suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika
pesan atau informasi itu berada di tengah‑tengah pita, maka akan
memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak
memiliki angka‑angka penuntun putaran pitanya.
b) Kecepatan
merekam dan pengaturan trek yang bermacam‑macam menimbulkan kesulitan
untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam
yang berbeda dengannya
Penggunaan media rekaman dalam pengajaran dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan siswa. Media rekaman
dapat digunakan dalam semua fase pengajaran mulai dari pengantar atau
pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi
hasil belajar siswa. Penggunaan media rekaman sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning).
Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi
bagian-bagian yang belum dikuasainya. Di lain pihak, siswa yang dapat
belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan
belajarnya.
Bahan-bahan pelajaran yang telah direkam telah
banyak tersedia untuk berbagai bidang ilmu. Misalnya, rekaman suara
berbagai jenis alat musik dapat digunakan untuk berceritera kepada
anak-anak, bermain, melakonkan ceritera, nyanyian, dan lain-lain.
Meskipun tidak ada prosedur baku tentang penggunaan bahan-bahan rekaman,
sebaiknya materi rekaman itu disajikan dengan mengikuti langkah-langkah
yang biasa diikuti ketika menggunakan materi pelajaran dalam bentuk
lain. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
Mempersiapkan diri.
Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah
satu cara mempersiapkan diri sebelumnya adalah dengan memeriksa dan
mencobakan materi itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang
tercakup dalam materi rekaman itu, dan menentukan apa yang
akan digunakan untuk membangkitkan minat, perhatian, dan motivasi
siswa, bagian mana yang akan menjadi bahan utama diskusi dan yang mana
dijadikan penilaian pemahaman siswa.
Membangkitkan kesiapan siswa.
Siswa dituntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar, misalnya dengan
cara memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan. Variasi lain
dalam mempersiapkan murid untuk mendengar adalah (1) mengidentifikasi
materi judul, peserta, atau keadaan yang terjadi pada saat produksi, (2)
memberikan informasi latar belakang yang menarik tentang program itu,
(3) membahas secara singkat bersama siswa mengenai topik dan memunculkan
beberapa pertanyaan kunci di mana jawabannya diharapkan dapat diperoleh
dari materi audio itu, (4) membuat di papan tulis daftar kata-kata
kunci atau frase kunci yang terkandung dalam bahan rekaman itu, (5)
menjelaskan mengapa siswa harus mendengarkan materi rekaman itu,
bagaimana materi itu berkaitan dengan pengetahuan dan tugas siswa saat
ini, apa yang diharapkan siswa lakukan selama dan setelah mendengarkan
materi rekaman itu, dan bagaimana siswa diharapkan dapat memperoleh
keuntungan dari materi itu.
Mendengarkan materi rekaman.
Tuntun siswa untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang
tepat atau dengan sedikit penundaan antara pengantar dan mulainya proses
mendengar. Dorong siswa untuk mendengarkan dengan tenang, pusatkan
perhatian kepada materi rekaman,
mendengarkan dengan pikiran terbuka dan dengan kemauan, dan dengan
sadar menghubungkan apa yang didengar dengan pertanyaan-pertanyaan yang
dibahas sebelum program ini dimulai.
Diskusi (membahas) materi program rekaman.
Sebaiknya setelah selesai mendengar program itu, diskusi dimulai secara
informal dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum, seperti
Bagian mana (gagasan mana) yang paling berkesan/ menonjol dari program
itu?". Setelah itu, barulah pindah ke pertanyaan-pertanyaan yang
dipersiapkan, seperti Pertanyaan
mana yang terjawab seluruhnya atau sebagian?", "Apakah siswa setuju
dengan pandangan yang disajikan dalam program itu?", 'Dari sisi mana
pandangan itu sama atau berbeda?", dan lain-lain. Diskusi ini selayaknya
diakhiri dengan meminta satu atau dua orang siswa memberikan rangkuman
(inti sari dan gagasan-gagasan utama) program rekaman itu.
Menindaklanjuti program.
Pada umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program
mengakhiri kegiatan mendengar. Namun demikian, diharapkan siswa akan
termotivasi untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran itu dengan
melakukan bacaan di perpustakaan, membaca buku teks, menonton film yang
berkaitan, atau melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan isi materi
program rekaman itu.
Seperti telah diungkapkan di atas bahwa program rekaman
dapat pula dijadikan kegiatan di rumah. Untuk membuat kegiatan
mendengar di luar kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif,
berbagai teknik dapat digunakan, antara lain: (1) melibatkan siswa dalam
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemilihan rekaman yang baik,
(2) Menghubungkan kegiatan mendengar di luar kelas dengan tugas-tugas
sekolah, seperti mendorong siswa untuk membuat laporan atau diskusi
berdasarkan hasil kegiatan mendengar di rumah, atau dengan memberi
rekomendasi buku-buku yang berkaitan program drama atau opera penting,
dan (3) mendiskusikan dan memeriksa cara di mana kebiasaan belajar di
rumah bisa ditingkatkan.
Untuk mengukur dan mengevaluasi sejauh mana perkembangan kemampuan siswa mendengar, memahami, dan menghargai materi rekaman perlu diberikan beberapa contoh sebagai berikut:
1) Mengukur kemampuan siswa memperoleh informasi dan pemahaman melalui materi rekaman dengan memberikan tugas untuk mendengar rekaman kuliah atau pidato. Ajukan pertanyaan yang menyangkut fakta atau interpretasi berdasarkan apa yang didengar.
2) Perdengarkan
satu bagian dari rekaman pidato atau drama yang siswa belum kenal.
Tugaskan siswa untuk mengidentifikasi berbagai unsur, seperti pembicara,
jenis kesempatan, waktu, peristiwa sebelum atau sesudahnya, dan
signifikansi gagasan-gagasan yang diungkapkan.
3) Perdengarkan
seluruh atau sebagian drama, pidato atau kuliah kemudian mintalah siswa
secara kritis mengevaluasi apa yang telah didengarnya dengan
memperhatikan pendapat dan gagasan yang diungkapkan, kualitas drama,
pengucapan pembicara, penekanan dan ekspresi, panjang pidato/kuliah, dan
aspek lainnya.
4) Dengarkan
sebagian dari sajian ceritera-masalah, tetapi hentikan sebelum akhir
ceritera, kemudian mintalah siswa memberikan akhir cerita menurut versi
mereka berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan informasi yang
berkaitan.
5) Perdengarkan bagian akhir yang dramatis saja dari ceritera yang terkenal. Mintalah
siswa mengembangkan secara kreatif unsur-unsur dasar peristiwa yang
mungkin diungkapkan sebelum akhir ceritera yang telah didengar.
Akhirnya, kegunaan media rekaman
yang harus dipertimbangkan dalam pengajaran bahasa asing. Siswa dapat
mendengarkan rekaman suara penutur asli bahasa asing yang dipelajarinya
untuk dijadikan model dalam latihan pengucapan. Suara dan pengucapan
siswa sendiri direkam kemudian dibandingkan dengan model yang ada
(rekaman suara penutur asli). Ketika akan menyajikan pidato, siswa dapat
merekam suaranya pada saat berlatih sehingga ia dapat mendengarkan
kembali rekaman pidatonya, menganalisis dan memperbaiki aspek-aspek yang
dinilai kurang. Laporan
buku dapat disajikan dalam bentuk rekaman untuk didengar di kelas.
Demikian pula laporan hasil kegiatan, kelompok atau perorangan, seperti
percobaan, kunjungan lapangan, darma/karya wisata, atau hasil diskusi
dapat disajikan dalam bentuk rekaman.
Pesan
dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil
rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi
pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar.
Materi
rekaman audio tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran
atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompok
siswa, dan sekarang ini sudah lumrah rekaman dipersiapkan untuk
penggunaan perorangan. Sudjana & Ahmad Rivai (1991:130) mengemukakan
hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan yang berkaitan
dengan aspek‑aspek keterampilan mendengarkan. Keterampilan yang dapat
dicapai dengan penggunaan media audio meliputi:
1) Pemusatan
perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, siswa
mengidentifikasi kejadian tertentu dari rekaman yang didengamya.
2) Mengikuti
pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pemyataan atau kalimat
singkat, siswa menandai salah satu pilihan pemyataan yang mengandung
arti yang sama.
3) Melatih
daya analisis. Misalnya, siswa menentukan urut‑urutan kejadian atau
suatu peristiwa, atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan
yang mana akibat dari pemyataan‑pemyataan atau kalimat‑kalimat rekaman
yang didengamya.
4) Menentukan
arti dari konteks. Misalnya, siswa mendengarkan pemyataan yang belum
lengkap sambil berusaha menyempumakannya dengan memilih kata yang
disiapkan. Kata‑kata yang disiapkan itu berbunyi sangat mirip dan hanya
dapat dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.
5) Memilah‑milah
informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan.
Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi informasi yang
berbeda dan siswa mengelompokkan informasi ke dalam dua kelompok itu.
6) Merangkum,
mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Misalnya,
setelah mendengarkan rekaman suatu peristiwa atau ceritera, siswa
diminta untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat‑kalimat mereka
sendiri.
Sebagaimana
media pembelajaran lainnya, media rekaman juga memiliki kelebihan dan
kelemahan. Di antara kelebihannya adalah sebagai berikut:
a) Media
rekaman dan peralatannya telah menjadi sesuatu yang sangat lumrah dalam
rumah tangga, sekolah, mobil, bahkan kantongan (walkman, MP3). Karena
harga yang cenderung terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,
ketersediaannya dapat diandalkan.
b) Rekaman
dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi
pelajaran dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang bersamaan.
c) Merekam
peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian, atau merekam
pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan media audio.
d) Rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, mengaji atau berpidato.
e) Pengoperasian media rekaman relatif mudah.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan media rekaman adalah sebagai berikut:
a) Dalam
suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika
pesan atau informasi itu berada di tengah‑tengah pita, maka akan
memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak
memiliki angka‑angka penuntun putaran pitanya.
b) Kecepatan
merekam dan pengaturan trek yang bermacam‑macam menimbulkan kesulitan
untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam
yang berbeda dengannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar